Awal kuliah
perkenalkan dulu nama saya yoga, saya perantau dari jayapura, dengan membawa segudang kearifan lokal dari sana, oh iya, aku di jayapura, sering di ejek sebagai anak mami, karena aku sering membawa bekal dari rumah sendiri, pulang tidak boleh malam dan seterusnya.Awal kuliah pun dimulai, aku selalu di telpon ibuku, seperrti
- sudah makan belum
- buruan mandi
- banguuun.... banguuun.
di hari pertama ini, aku berangkat sangat pagi, karena ibu menelponku terus, pukul setengah 7 aku udah sampai di kampus, padahal awal perkuliahan dimulai pada puku 7, tapi tak apalah, hitung hitung juga belajar agar teladan, seperti biasa kelas tampak sepi, aku hanya sendiri, seperti cerita cerita cinta yang ada di sinetron, tak lama, ada teman laki laki, yang belum aku kenal sebelumnya, dia tampak gagah, dan pemberani, kulitnya sawo matang, langsung saja aku berkenalan dengan pria gagah itu.
Yoga :" haii bro, asal kamu dari mana ?"
Fahmi :" Gk penting , ngapain sih nanya nanya, udah pakaian culun, sok kenal lagi.. awas... !!"
Yoga :" songong banget jadi orang "
(ngomel dalam hati )
yah seperti itu awal kuliahku, betemu dengan teman yang songong, kayaknya juga sulit berteman dengannya, terlihat dari omongannya saja sudah males aku berteman dengannya. langsung saja aku mejauhinya dan sesekali aku bermain hp, tak lama ada cewek yang lumayan canti dan dia mendekati ku, kita mengbrol dan saling bertukar nama, dan ternyata dia dari jakarta yang namanya. dena. sebenarnya aku mau tanya apakah dia punya pacar, tapi aku takut untuk meenanyakannya hehehe.
1 minggu kuliah
seperti mahasiswa biasa 1 minggu kuiah adalah hari hari penuh kesibukan terlebih tugas yang banyak dan menumpuk membuat diriku tak bisa tidur, terlebih ada salah satu tugas ku yang satu kelompok dengan fahmi, si pria songong. tak lama ibuku menelepon
Ibu :" naaak, udah makan kaan, jangan lupa kamu belajar, baju bajumu di cuci, tugas segera di kerjakan yaa, "
yoga :" iyaa buu, "
telpon pun aku tutup, sebenarnya aku sudah lelah dengan kasih sayang ibu, seperti tak bebas, walaupun aku merantau namun seperti di rumah sendiri apa apa di suruh, ingin aku berbicara sesungguhnya, tapi, aku takut kalau hati ibuku terluka. ah aku pun langsung melupakan semua tentang pikiran ku ini, aku berpikir, kalau aku sering memikirkan ini malah tugasku tidak akan selesai, bajuku tak segera tercuci.
malam malam, aku pergi ke kos fahmi guna mengerjakan tugas, sebenarnya aku malas pergi kerumah fahmi, tapi apa daya, dosen sudah berkata, maka tugas harus di laksanakan, sesampainya di kosnya fahmi, seperti biasa aku di sambut dengan perkatan (anak mami ) itu adalah kata kata yang membuat hatiku tersayat, aku paling benci dengan kata kata itu,
yoga :" eh fahmi, anak nakal yang berkelas, berhenti laah manggil aku anak mami."
fahmi :" makanya jangan jadi cowok culun, kan kalo begitu terlihat jadi kayak anak mami."
yoga :" culun dulu baru sukes, bukan kayak kamu nakal dulu bau sukses "
fahmi :" BACOT. buruan tugasnya diselesaikan, ntar aku bagian penutup."
aku pun mengerjakan tugas bagianku. setelah aku mengerjakan bagianku, giliran fahmi laah mengerjakan tugas bagiannya. aku pun bertanya dengan fahmi.
yoga :" eh miii.. bagaimana sih cara agar tidak menjadi anak mami "
fahmi :" jadilah seperti aku, telpon ibuku aja jarang aku angkat, biar terihat gak kayak anak mami."
yoga :" aku coba deh telpon ibu ku nggak ku angkat. ya udah aku pulang dulu, jangan lupa tugasnya di selesaikan."
fahmi :" BACOOOT "
aku pun pulang dari kos fahmi.
1 minggu kemudian
telah 1 minggu jarang mengangkat telpon dari ibuku, tiba tiba hp berdering, ah pasti ibuku tepon nanyaain- udah makan belum
- udah mandi belum
- udah cuci baju belum
"naak, naak, ibu udah sampai di bandara, bisa jemput ibu gak naak, " 19:30
" lagi sibuk ya nak, kok di telpon gak di angkat sih ya udah ibu naik angko aja yaa " 19:45
" nak ibu dah 2 KM dari kos kamu, angkotnya gak bisa masu bisa jemput ibu gak ?" 20:00
" masih sibuk yaa nak, ya udah ibu jalan aja, " 20:10
" naak, ada orang mabuk ngikutin, ibuu, jemput ibu naak, 20:15
dari SMS di atas aku langsung menjemput ibuku, aku cari dan tidaak ketemu, seteah 15 menit aku mencari, aku melihat keramaian di pinggir jalan, aku bergegeas menghampiri keramaian tersebut, betapa tercengangnya aku, melihat ibuku berumran darah, aku menangis histeris di TKP tempat ibu ku berumuran darah, aku memelknya, dan sambil teriak
" woi, ambulannya mana, "
" lagi perjaanan mas " salah satu warga menjawab.
aku pun menyesal tk menggubris telpon dari ibuku, aku menyesal telah melakukan hal bodo ini, aku hanya bisa menangis dan menangis di hadapan tuuh ibuku ini....
TAMAT
penulis : yoga irja
cerita ini hanya fiktif belaka apa bila ada kesamaan nama
tempat dan kejadian
itu hanya kebetuan saja
Post a Comment
Post a Comment